Tim Panja Kelapa Sawit dan Karet Komisi VI Kunjungi PTPN XIV
Tim Panja Kelapa Wasit dan Karet Komisi VI DPR RI dipimpin Irmadi Lubis (PDIP) didampingi Erik Satrya Wardhana (Hanura), Pasha Ismaya Sukardi (PD), Yusyus Kuswandhana (PD), Hayani Isman Soetoyo (PG), Emil Abeng (PG), Vanda Sarundajang (PDIP), Refrizal (PKS) dan Nanang Sulaeman (PPP) baru baru ini mengadakan kunjungan ke Provinsi Sulawesi Selatan. Kunjungan tersebut dalam rangka pengawasan BUMN, khususnya PTPN XIV dalam bidang usaha pertanian/perkebunan dengan komoditi gula tebu, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan kopra serta ternak sapi. Komoditi unggulan yang menjadi core business adalah gula, kelapa sawit dan karet.
Kunjungan Kerja dilakukan sebagai tugas pengawasan dan sebagai kontribusi Komisi VI terkait dengan pelaksanaan undang-undang, sejauh mana korporasi ini telah melaksanakan tahapan-tahapan dalam pengawasan prosedural yang berlaku di sektor BUMN.
Komisi VI DPR secara spesifik ingin melihat bagaimana pelaksanaan Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang BUMN yang terkait dengan kekayaan negara, termasuk juga aset-aset yang ada di BUMN di Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya Makasar.
Seusai pertemuan dengan jajaran Direksi PTPN XIV, Ketua Tim Komisi VI Irmadi Lubis mengatakan, bahwa tujuan dari Kunker adalah untuk mengetahui kinerja keuangan, jumlah produksi dan luas lahan perusahaan baik inti maupun plasma.
Disamping itu juga mengawasi pelaksanaan kewajiban pemerintah di bidang industri, perdagangan, investasi, BUMN serta Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM). “Termasuk sejauh mana nilai-nilai kemajuan baik dari deviden yang dicapai di perusahaan tersebut,” ujar Irmadi.
Menurutnya, hal ini merupakan salah satu bentuk pengawasan dari dewan. Pengawasan tersebut dilakukan untuk melihat dan memastikan sejauh mana pelaksanaan undang-undang berjalan dengan baik, agar tidak tumpang-tindih dengan Undang-undang lain. Tim Komisi VI ini selanjutnya akan mengadakan rapat bersama dengan Deputi dan Kementerian BUMN sebagai pembina.
“Kunker Panja Kelapa Sawit dan Karet ini diharapkan bisa memperoleh informasi secara langsung tentang perkembangan kinerja perusahaan dan anak perusahaan serta rencana-rencana strategis ke depan. Selain itu juga ingin mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan upaya yang telah dilakukan oleh masing-masing BUMN dalam menjalankan fungsinya,” harap Irmadi.
Informasi dari Direksi PTPN XIV menyebutkan bahwa permasalahan utama yang dihadapi antara lain, beban hutang yang mencapai Rp 1,69 triliun berupa keterbatasan sumber pendanaan dan ekuitas negative, sebagian besar tanaman kelapa sawit dan karet perlu replating dan beberapa komoditi yang dikelola tidak fea sieble.
Sementara itu program road map penyehatan PTPN untuk bangkit dan tumbuh antara lain pelunasan hutang, penyelesaian legalitas lahan dan penataan SDM. Selain itu rehabilitasi ekstensifikasi bisnis kelapa sawit dan karet serta membangun system, manajemen terpadu. (hindra), foto : eka hindra/parle/hr.